Minggu, 18 November 2012

Tugas Mingguan



Tugas Mingguan
“Ku Putuskan Ikatan Itu”
Sudut mata yang tajam
Tak setajam pedang yang ku pegang
Sengaja ku persiapkan untuk menghadang
Bila mungkin kau datang malam ini ...
                                 Aku tahu ini bukan aku
                                 Aku bersembunyi dalam senyuman
                                 Seakan aku kuat menahan badai
Tapi, engkau tahu aku telah kalah
Dalam mempertahankan cintamu
Engkau pergi karena pintaku
Engkau lepaskan genggamanmu karena inginku
                                 Inilah yang terbaik, “kataku!”
                                 Lepaskan semua mimpi yang telah kita bangun
Kulakukan ini bukan karena benci,
Tapi karena aku terlalu mencintaimu.


“Hidup dan Duniaku”

Ketika dunia membohongiku
Ketika dunia memperdayaiku
Ketika dunia menyuguhkan
Seribu mawar berduri untukku
                                 Aku hidup dalam gelap
                                 Tanpa suatu kepedulian
                                 Tanpa kasih sayang
Dan ketika dunia menusukku
Dengan seribu belatihnya
Aku bahkan tak mampu menangis lagi
                                 Karena yang ku tahu, dunia
                                 Adalah hidup yang harus kulalui
                                 Meski hanya berpegang pada luka.
                

Tugas Individu_Analisis Diksi Pada Puisi



Nama                  : Sitti Fatimah
Kelas/Nim           : B/105104041
Prodi                   :  PBSI
TUGAS INDIVIDU

A.    Analisis Puisi Amir Hamzah
Beberapa puisi ciptaan Amir Hamzah:
1.         Padamu Juah
Puisi ini menceritakan tentang pertemuan dua orang kekasi yang telah lama berpisah. Dalam puisi tersebut banyak menggunakan pilihan kata yang menggunakan simbol dengan konotasi positif dan negatif. Kata konotasi positif yaitu: kandil, pelita, sabar, setia. Dan konotasi negatif yaitu: kikis, cemburu, hilang, ganas, lepas, nanar, sunyi. Secara semiotik puisi “Padamu Jua” kekasih diartikan sebagai tuhan.
2.        Hanyut Aku
Puisi ini menceritakan tetntang ketergantungan si aku pada pertolongan sang kekasih dan dahaganya akan cinta kasih pujaannya tersebut begitu dahsyat sehingga diamnya sang kekasih membuat seperti akan mati, tenggelam dalam gairah yang tak tersampaikan. Dalam puisi “Hanyut Aku” menggunakan kata-kata umum, yang sangat indah sehingga mudah dipahami seperti kata: Hanyut, sunyi, ngelak, menyerkap, langit, mati, hauskan, dan air. Sajak ini menggambarkan teriakan penyair yang meminta bantuan agar melepaskan diriya dari keadaan yang amat malang.
3.        Berdiri Aku
Puisi ini merupakan ekspresi kesihan yang ditampilkan penyair dengan suasana sunyi. Dalam puisi “ Berdiri Aku” menggunakan pilihan kata seperti: senyap, bakau, mengempas, sunyi, berayun-ayun, sayap, dan maha sempurna.
4.        Hanya Satu
Puisi ini digambarkan betapa hebat kekuasaan tuhan. Dia menurunkan hujan lebat dan membangkitkan badai untuk menenggelamkan bumi serta merusak, menghancurkan taman dunia yang indah. Dalam puisi “Hanya Satu” menggunakan pilihan kata seperti: ungkai, karam, runtuh, redam, terapung, bersemayam, sempana, bunda, hasrat, abad, badai, karam, purba,dan tersina.

Analisis Persamaan Dari keempat karya Amir Hamzah:
Dari keempat puisi yang diciptakan oleh Amir Hamzah terdapat beberapa kesamaan khususnya pada amanat yang disampaikan dalam puisi tersebut.
a.        Puisi “Padamu Jua”,  Hanya Satu”, “Berdiri Aku  dan “Hanyut Aku” memiliki persamaan dimana penyair berdialog dengan kekasihnya, dimana secara semiotik, hubungan si aku dengan kekasihnya ini memang terlihat seperti hubungan antara laki-laki dan perempuan pada umumnya. Akan tetapi pada kekasih yang diperkenalkan Amir Hamzah pada sajaknya “padamu jua” adalah tuhan yang diantrophkan seperti manusia, begitu juga dengan puisinya yang lain.  Kekasih si aku adalah kekasih ghaib yang tak dapat diindera, diraba, yang hanya dapat dirindukan wujudnya.
b.        Amanat yang terkandum dalam keempat puisi terebut adalah  menyampaikan ide dan pemikirannya untuk pembacanya supaya menyerahkan hidupnya kepada tuhan karena dialah yang memberi kepastian dalam kehidupan didunia ini.
c.        Keempat puisi tersebut menujukkan kesedihan amir hamzah yang menggali potensi spritualnya, menjadikan tuhan sebagai tempat batinnya mengadu dan berteduh dari segala problema hidup.

B.    Analisis Puisi Taufik Ismail
Beberapa puisi karya Taufik Ismail:
1.         Sebuah Jaket Berlumur Darah
Puisi menceritakan  tetang kemarahan penyair terhadap kematian seorang mahasiswa, puisi ini dibuat dengan emosi dan kemarahan atas ketidakadilan kepada korban mahasiswa yang telah direnggut nyawanya. Puisi tersebut memberikan sebuah jurang pemisah antara penguasah dan rakyat  dengan diibaratkan sunga pembatasDalam puisi “Sebuah Jaket Berlumur Darah” menggunakan pilhan kata seperti duka, terik matahari, berikrar,tirani, sang pelayang, menunduk bendera setengah tiang.
2.        Kembalikan Indonesia Padaku
Puisi ini mengkritisi  banyaj hal tentang kehidupan sosial bernegara. Dalam puisi “Kembalikan Indonesia Padaku menggunakan pilihan kata seperti hari, negara, angka, kembalikan
3.        Seorang Tukang Rambutan Pada Istrinya
Puisi ini bercerita narasi mengenai bentuk perjuangan para mahasiswa di tahun 1996 dalam memperjuangkan reformasi. Dalam puisi “Seorang Tukang Rambutan Pada Istrinya” menggunakan pilihan kata seperti mahasiswa, ikat, hidup, diarak-arak, hidup, dan anak.
4.        Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
Puisi ini menceritakan tentang keresahan penyair terhadap multi krisis yang terjadi di tanah air. Dalam puisi “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia” menggunakan pilihan kata seperti negeri, revolusi, langit, birokrasi, rubuh, berserak-serak, dan terang-terangan

Analisis Persamaan Dari Keempat Karya Taufik Ismail
Dari keempat puisi yang diciptakan oleh Taufik Ismail terdapat beberapa kesamaan khususnya pada amanat yang disampaikan dalam puisi tersebut.
a.        Keempat puisi tersebut memiliki makna yang sama. Dimana penyair menciptakan karya-karya yang berisi tentang politik sosial, kritikan terhadapat negeri ini, dan menceritakan tentang perjuangan para mahasiswa dengan keyakinan yang kuat untuk melanjutkan perjuangna dengan penuh ketulusan meskipun banyak ribuan nyawa harus menjadi korban.

C.    Analisis Puisi Chairi Anwar
Beberapa puisi karya Chairi Anwar:
1.         Aku
Puisi ini menceritakan  tentang “Semangat”. Dalam sajak ini kematapan dan semagat selain ditandai dengan pilihan kata yang menujukkan ketegasan seperti ku mau, tak perlu sedu sedan itu, aku tetap meradang, aku akan lebih perduli, dan aku juga mau hidup seribu tahun lagi.
2.        Selamat Tinggal
Puisi ini merupakan intropeksi kepada diri sendiri, yang merupakan penggalian masalah pribadi dan kesadaran kepada kejelekan dan kekurangan diri manusia sebagai pribadi. Pada dasarnya dalam puisi “Selamat Tinggal” ini menggunakan pilihan kata yang biasa hanya karena konvensi puisi yang secara simbolik mempunyai kemampuan untuk dtafsirkan sebagai kata-kata kiasan yang luas artinya seperti: berkaca, muka penuh luka, kudengar suara merdu, angin lalu, tengah malam buta, segala menebal, selamat tinggal.
3.        Doa
Puisi ini menceritakan tentang penyair yang bertanya pada diri sendiri pakah si aku masih perluhkah si aku menghadap tuhan?. Dalam puisi ini penyair menggunakan pemilihan kata seperti: tuhan, cayamu, kelam, sunyi, mengutuk, mengembara, dan asing.
4.        Kepada Peminta-minta
Puisi ini merupakan rasa bersalah dan penyesalan si aku terhadap dosa-dosa yang telah dilakukannya. Dalam puisi ini menggunakan pilihan kata seperti peminta-minta, tercacar, bersuara, menghempas, dosa.

Analisis Persamaan Dari Keempat Karya Chairil Anwar
Dari keempat puisi yang diciptakan oleh Chairil Anwar terdapat beberapa kesamaan khususnya pada amanat yang disampaikan dalam puisi tersebut.
a.        Dari keempat puisi tersebut memiliki pengurutan dimana awalnya Si aku tidak perduli dengan berbagai aturan ikatan dan halangan. Selanjutnya Si aku mulai mengalami berbagai permasalahan dan persoalan yang tak dapat ia hindari yang membuat Si aku putus asa. Kemudia Si aku mulai bertanya pada dirinya sendiri apakah dia membutuhkan sosok tuhan, selanjutnya penyair meciptakan karya selnjutnya yaitu yang berjudul “Kepada Peminta-minta” dalam puisi ini Si aku mulai sudah sadar akan dosanya kepada dia (tuhan), sebab itu, ia merasa sangat tersiksa. Dari pengurutan puisi diatas tidak terdapat persamaan yang signifikan akan tetapi puisi diatas memiliki makna tersendiri yang saling berhubungan antara puisi yang satu dengan puisi yang lainnya. Oleh karena itu keempat puisi Chairil Anwar ini adalah puisi yang ditunjukkan untuk dirinya sendiri.
D.    Analisis Puisi W.S. Rendra
Beberapa puisi karya W.S. Rendra
1.         Doa Orang Lapar
Pada puisi diatas pengarang menggabarkan kelaparan dengan sangat mengerikan. Dalam puisi “Doa Orang Lapar” menggunakan pemilihan kata seperti kelaparan, bagai, wajah, laut, burung gagak, ayunkan, iblis, allah, tawas. Pengarang juga menggunakan gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang memiliki sifat yang sama.
2.        Serenada Kelabu
Puisi ini bertemakan kerinduan yang mendalam dalam diri seseorang. Dalam puisi ini pengarang menggunakan pilihan kata seperti gelak.
3.        Dengan Kasih Sayang
Puisi ini mengajarkan tentang moral baru. Pada puisi pengarang menggunakan pilihan kata seperti lintah darat, anak jadah, bajaak, perampok.
4.        Gugur
Puisi ini menggambarkan  kematian seorang pejuang yang tertembak musuh dalam satu pertempuran dan digambarkan pula arti mencitai tanah air. Dalam puisi ini pengarang menggunakan peilihan kata seperti merangkak, bedil, harimau tua,  matanya bagai saga, kembali rebah pada tanah, menyusui, pautan yang sah, bumi waris, ambarawa.

Analisis Persamaan Dari Keempat Karya W.S. Rendra
Pada puisi W.S. Rendra puisi “Doa Orang Lapar”, “Dengan Kasih Sayang”,  “Gugur” dan “Serenada Kelabu” puisi ini memiliki kesamaan yakni:
a.        Memiliki makna sosial yang melatar belakangi lahirnya puisi yang menggabarkan tentang kehidupan saat itu, kehidupan saat ini, dan kelak nantinya.
b.        Pada puisi W.S. Rendra puisi “Doa Orang Lapar”, “Dengan Kasih Sayang”,  “Gugur”. Terdapat kesamaan yang signifikan yakni pengarang meberikan pesan tentang poitik sosial, perjuangan, moral. Dan keberanian dalam menghadapi berbagai persoalan hidup yang sulit sekalipun.

E.    Analisis Puisi Sitti Fatimah (Sendiri)
Beberapa Puisi Karya Sitti Fatimah
1.         Aisiteru
Puisi ini menggambarkan penantian panjang seorang gadis terhadap kekasihnya yang tak kunjung datang. Dalam puisi  Aisiteru” menggunakan pemilihan bkata yang sederhana yang mudah di mengerti pembaca seperti sihir hitam, bagikan bulan baru, aisteru.
2.        Rintihan Hati
Puisi ini menggambarkan kesakitan yang teramat yang dirasakan oleh pengarang. Dalam puisi “Rintihan Hati” pengaran menggunakan pilihan kata seperti seperti cahaya dipandang rumput yang tertiup angin.
3.        Rindu
Puisi ini menceritakan tentang kerinduan pengarang pada kekasihnya yang teramat dalam. Dalam puisi “Rindu” pengarang menggunakan pilihan kata seperti sebelah sayap, persinggahan, jejak, jiwa-jiwa yang terbujur kaku dan lemas, dan menapaki.
4.        Hilangnya Sang Malam
Puisi ini menceritakan tentang keputusaan seorang gadis karena cintnya yang terkhianati oleh kekasih pujaan hatinya. Dalam puisi  Hilangnya Sang Malam” menggunakan pilihan kata seperti mentari, bak surgawi, sang malam menangis, pena putih merubah diri, dan menapaki.

Analisis Persamaan Keempat Puisi Karya  Sitti Fatimah
Terdapat beberapa kesamaan dari keempat puisi karya saya ini yaitu:
a.        Pada keempat puisi sama-sama betemakan tentang kerinduan, keputusasaan, dan penantian
b.        Puisi di atas memberikan pesan yang sama dalam baidnya yakni kecintaan terhadap sang pencipta, orang tua, maupun kekasih memiliki perbedaan yang kuat. Hidup takkan berakhir jika kekasih pergi, begitu pula dengan waktu, apa yang terjadi takkan pernah kembali, meskipun seperti itu kita harus tetap hidup meski hanya berpegang pada luka.

Rabu, 07 November 2012

Analisis Penyimpangan Bahasa



Analisis Penyimpangan Pada Puisi “Di Penghujung Kegalauan Hati” dan “Hilangnya Sang Malam”
Analisis:
Pada puisi pertama yang berjudul “ di penghujung kegalauan hati”. Tidak terjadi penyimpangan bahasa. Hal ini dikarenakan puisi yang dibuat masih menggunakan bahasa-bahasa biasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada kata maupun kalimat yang menggunakan salah satu penyimpangan bahasa.
Pada puisi kedua yang berjudul “hilangnya sang malam”. Pengarang melakukan beberapa penyimpangan yaitu:
Pada baid pertama baris pertama kata “mentari  pada kata itu pengarang melakukan  penyimpangan leksikal dimana pengarang memilih kata yang sesuai dengan pengucapan jiwanya yang menurut kata mentari lebih cocok digunakan dibandingakan kata “matahari”. Pada baid pertama baris ketiga kata  “bak  surgawi”  pada kata tersebut mengalami penyimpangan semantis dimana kata bak surgawi dalam puisi ini menyatakan keindahan malam, sedangkan dalam kata keseharian kata bak berati bagaikan surga. Dengan kata lain bak surgawi menyatakan makna ganda yang berbeda. Pada baid kedua baris kedua kata “nan” merupakan penyimpangan leksikal dimana kata “Nan” merupakan kata yang tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain kata “Nan” juga merupakan penyimpangan sintaksis yang dilakukan pengarang dimana “Nan” yakni kekasih. Dalam konteks pemakaian ini bahasa yang benar , seharusnya tertulis kekasih. Namun karena pemilihan kata yang digunakan pengarang maka kata “Nan” bisa di artikan sebagai “sangat sunyi” . Pada baid ketiga baris kelima pengarang melakukan penyimpangan morfologis yakni kata “merubah”, pada puisi ini pengarang mengganti prefiks ber diubah menjadi prefiks me. Kata  “menyandar”  pada baid kelima baris kedua merupakan penyimpangan morfologis dimana be-r  diganti menjadi me-n.  Kata “merubah” pada baris ketiga baid kelima melakukan penyimpangan morfologis dimana pengarang mengganti prefiks be-r menjadi me-n.
Secara garis besar pada puisi kedua ini pengarang banyak melakukan penyimpangan grafologis, yakni penyimpangan secara sengaja dilakukan pengarang  yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa sebagaimana mestinya.